Peningkatan Usaha Peternakan Itik Terintegrasi Industri Pengolahan Bandeng Di Desa Wonorejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal

Istna Mangisah, Sri Sumarsih dan dan Heni Rizqiyati Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

Abstract


Desa Wonorejo Kecamatan Kaliwungu Kendal memiliki potensi unggulan sebaga sentra itik dan sentra bandeng.  Diantara kelompok masyarakat yang mengembangkan ternak itik dan usaha oalahan bandeng adalah Kelompok Peternak Itik Panggangayom dan Kelompok Usaha Ratu Bandeng. Kedua usaha tersebut sudah berjalan lebih dari sepuluh tahun dengan omset per bulan lebih dari 50 juta. Produk yang dihasilkan berupa telur segar, itik siap potong dan berbagai olahan bandeng (bandeng cabut duri, pepes, otak-otak dan bandeng presto).  Namun dalam usaha tersebut, masih ditemui beberapa permasalahan.  Diantara permasalahannya adalah limbah bandeng dari usaha olahan bandeng yang berupa kepala, tulang/duri, ekor, sisik dan jeroan, serta limbah cair sisa pembuatan bandeng presto belum termanfaatkan dan potensi mencemari lingkungan. Dilihat dari kandungan nutrisi, limbah ikan sangat tinggi protein, karbohidrat dan mineral yang masih dapat dimanfaatkan sebagai pakan itik, terutama untuk pembentukan telur. Di sisi lain kelompok peternak itik kesulitan membeli bahan pakan sumber protein (tepung ikan)  karena harganya yang mahal, namun tidak memiliki kemampuan teknik pengolahan limbah bandeng menjadi pakan berprotein tinggi. Introduksi teknologi pengolahan limbah bandeng dapat menyelesaikan permasalahan di kedua mitra, dan mendukung penerapan zero waste pada usaha olahan bandeng. Kegiatan dilakukan dengan metode penyuluhan, pellatihan dan praktek. Selanjutnya dilakukan pemantauan dan pendampingan agar inovasi yang diberikan dapat diadopsi oleh masyarakat.  Hasil kegiatan menunjukkan bahwa target dan luaran kegiatan tercapai 100%, Persoalan limbah bandeng dapat ditangani dengan teknologi pengolahan menjadi  bubur ikan dengan menggunakan mesin grinder yang disediakan.  Bubur ikan tersebut dapat langsung digunakan sebagai pakan, atau dikeringkan menjadi tepung ikan, serta dapat diawetkan dengan pmbuatan silase ikan (fermentasi). Limbah olahan bandeng sudah dimanfaatkan sebagai bahan pakan itik.  Kesimpulan yang diambil adalah persoalan pakan itik dapat diatasi dengan penggunaan bahan pakan lokal dan limbah yang tersedia di lokasi, diantaranya limbah bandeng, dengan teknologi pengolahan menjadi tepung ikan maupun silase ikan. Melalui pengolahan limbah bandeng dapat meningkatkan usaha peternakan itik dan tercipta integrasi usaha ternak itik dengan industri bandeng..

Kata Kunci limbah bandeng, itik, pakan, integrasi

References


BSN. 2013. Standar Nasional Indonesia-SNI 2715:2013: Tepung Ikan-Bahan Baku Pakan. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta

Erlania. 2012. Eksistensi industri tepung ikan di Kota Tegal, Jawa Tengah Media Akuakultur Vol. 7 No. 1.

Handoyo, W.T Dan L. Assadad. 2016. Karakterisasi Proses Produksi Dan Kualitas Tepung IkanDi Beberapa Pengolah Skala Kecil Prosiding Seminar Nasional Tahunan Xiii Hasil Penelitian Perikanan Dan Kelautan, 13 Agustus 2016.

} http://www.neraca.co.id/article/33983/kinerja-djpb-kkp-kendal-jadi-percontohan-budidaya-bandeng-dan-udang

NRC. 1994. Nutrien Requirement of Poultry. 9th Ed. National Academic Press, Washington.

Rasyaf, M., 1990. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Kanisius, YogyakartaWahju, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan ke-4. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal DIANMAS
ISSN 2089-9602
Alamat Redaksi :
Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang
Telp. 024-7473417
E-mail : ruslysmg@yahoo.co.id